Perspektif Jember Fashion Carnival


Didalam dunia fashion, pertunjukan peragaan busana identik dengan penampilan dari busana para desainer yang dimunculkan melalui fashion show di dalam ruangan. Dalam dekade ini, karnaval semakin menjadi ajang popular bagi ranah fashion terutama sebagai re-branding dari sebuah agenda politik suatu daerah.
JFC ( Jember Fashion Carnaval ) adalah Fashion on the Street dengan costume dan make up extreme creative , di catwalk sepanjang 3.6 km yang diikuti oleh 600 an peserta disaksikan oleh ratusan ribu penonton dan ratusan fotografer serta diliput berbagai kantor berita dan media. Seluruh peserta merancang, mendanai, membuat dan memperagakan kostum mereka sendiri. Sepanjang jalan mereka memperagakan, menari dan berekspresi sesuai defile / tema yang ditentukan.
Mereka telah menjalani in house training dalam periode 6 bulan yang meliputi Basic Fashion Design, Fashion Runway, Fashion Dance, Training Majorette, Training Presenter, training Singer, MakeUp Hair Style, dan beberapa kelas kepribadian. Seluruh kegiatan diberikan tanpa dipungut biaya apapun. JFC adalah sebuah Social Event di mana seluruh instruktur maupun peserta menjadi volunteer.
Karnaval ini digelarkan di sepanjang jalan, Catwalk-nya melintasi sepanjang jalan. Jadi semua masyarakat dapat menyaksikannya, kostum-kostum yang diperagakan sungguh menarik perhatian, sungguh menakjubkan. Kostum dengan gaya yang semacam itu mungkin hanya sering ditampilkan di luar. Setiap tahun pagelaran karnaval ini selalu menyedot perhatian beribu-ribu penonton. Dari segala lapisan masyarakat menyukai pagelaran karnaval ini, kini Jember Fashion Carnaval sudah dikenal didunia, Jember Fashion Carnaval berada di posisi 4 dunia setelah Amerika serikat, Brasil dan Jerman.

Kunci sukses Jember Fashion Carnaval sehingga bisa melakukan rebranding kota Jember diantaranya adalah :
1. Apresiatif
Tidak diberlakukannya model tampan atau cantik untuk terlibat sebagai peserta JFC. Kegiatan ini berbeda dengan kegiatan fashion lainnya yang menuntut syarat kulit, tinggi, proposisi dan ukuran fisik lainnya. Terdapatnya kemauan untuk belajar dan mempunyai kreativitas berjalan dengan prinsipnya, JFC dijalankan dengan mengapresiasi keadaan dan sumber daya yang tersedia di Kota Jember.

2. Imajinasi
Jember Fashion Carnaval berusaha melepaskan sejenak dari melupakan situasi yang ada agar bebas berimajinasi, tidak terpaku pada persoalan-persoalan yang membelit kota. Jember Fashion Carnaval menciptakan event yang unik dan spektakuler dengan tetap berpijak pada keadaan yang ada. Tak heran bila awak kemunculannya mengundang kontroversi. Sebagian warga menyebut “munculnya orang-orang aneh di alun-alun” hingga penolakan dari DPRD.
3. Partisipasi penuh
Melakukan rebranding kota harus dapat diakses oleh banyak warga kota. Semakin banyak semakin baik karena itulah yang menjadi penyebar energi positif ke seluruh penjuru kota. Biasanya, kegiatan fashion dilangsungkan di sebuah gedung. Sebesar apapun tetap membatasi akses warga kota untuk menyaksikannya. Jember Fashion Carnaval justru melakukannya di jalan raya dengan menyatukan 2 pusat publik, alun-alun dan GOR.

4. Paduan edukasi dengan ekonomi
Jember Fashion Carnaval bukan sekedar pertunjukan fashion yang selesai kemudian acara selesai saat itu pula. Kegiatan ini merupakan ujung akhir dari sebuah proses panjang pendidikan kreatif, hasilnya mereka yang terampil dan kreatif bidang fashion.
Perlu diketahui, JFC awalnya adalah Pekan Mode Dynand Fariz, sebuah ajang penampilan karya dari sekolah fashion. Kemudian JFC meluas, Dynand Fariz mendatangi sekolah-sekolah dan mengundang siswanya untuk terlibat di JFC. Mereka diajak berimajinasi, belajar keterampilan untuk mewujudkan imajinasi itu dalam bentuk fashion yang ditampilkan dalam Jember Fashion Carnaval
5. Konsistensi
Sepuluh tahun perjalanan menunjukkan konsistensi itu. Rebranding sebuah kota bukan proses singkat karena melibatkan kesadaran warga kota dengan keragamannya. Pernah ketika hari-H hujan deras, JFC tetap berlangsung. Apapun yang terjadi, pertunjukkan harus tetap berjalan.

6. Media Internasional
Wartawan dan fotografer disediakan panggung khusus di Jember Fashion Carnival. Bila terdapat kota lain yang ingin melakukan rebranding, tidak perlu meniru tampilan dari Jember Fashion Carnaval. Mengapa? Setiap kota punya keadaan, khasanah dan imajinasi uniknya sendiri. Tapi penting untuk belajar dari prinsip-prinsip bagaimana JFC bisa melakukan rebranding kota Jember.


Leave a Reply